Rabu, 17 Juni 2015

Novel : Gadis Pantai (Pramoedya Ananta.T)

A. Sinopsis

Dikisahkan pada suatu zaman di daerah Pantai Utara Jawa Tengah di sebuah wilayah yang bernama Kabupaten Jepara, hiduplah sebuah keluarga yang menggantungkan hidupnya dari hasil melaut menjadi seorang nelayan. Dan disana hiduplah seorang gadis yang baru berumur 14 tahun, orang-orang disana menyebutnya sebagai Gadis Pantai memiliki kulit berwarna kuning langsat dan hidung sederhana. Dan suatu hari Gadis Pantai pun dengan ditemani Keluarga dan warga-warga Kampung nelayan menuju Kota, dengan memakai kebaya dan segala aksesoris dari orangtuanya dengan menaiki dokar, mereka menuju kota, dan tibalah mereka disana disebuah rumah seorang bangsawan yang besarnya seperti gedung merekapun diizinkan masuk oleh pelayan disana, setelah mereka sampai sang kepala kampung pun dipanggil oleh sang empunya rumah, orang-orang memanggil beliau dengan sebutan Bendoro, disana komunikasi selain bahasa Jawa selayaknya bangsawan pada masa penjajahan Belanda merekapun bisa berkomunikasi dalam Bahasa Belanda, dan setelah berkonsolidasi cukup lama dan Gadis pantai pun resmi bersuami seorang Bendoro setelah itu warga kampung pun pulang terkecuali Bapak dan Emak Gadis Pantai mereka harus tinggal disana untuk beberapa waktu untuk menemani Gadis Pantai untuk beradaptasi. Disana ada seorang bujang wanita yang sudah tua yang diperintahkan oleh Bendoro untuk menemani sang Gadis Pantai dan semenjak itu nama Gadis Pantai pun berubah layaknya nama bangsawan lainnya menjadi Mas Nganten. Selaa beberapa hari disana Gadis Pantai sangat jarang bertemu dengan orangtuanya dan ditempat itu ia hanya dikamr saja dan dia sering menangis, setelah beberapa hari ini disana orangtua Gadis Pantai pun pulang ke kampungnya yang sebelumnya Bapaknya telah pulang lebih dahulu baru Emaknya pulang.

Disana sang Gadis Pantai ditemani oleh sang Bujang, disana Gadis Pantai selalu bertanya kepada Bujang itu, dan Bujang itu langsung menjawab. Pekerjaan Bujang itu adalah melayani segala kebutuhan Gadis Pantai dari Siang sampai Malam hingga dia selalu tertidur dibawah dan Gadis Pantai tidur diatas maka dari itu Gadis Pantai tidak bekerja selama itu dan dia juga melakukan perawatan agar tubuhnya menjadi halus seperti para Bangsawan selama setahun, selain melayani Bujang pun  mengajari sang Gadis Pantai untuk bertindak dan mengetahui tentang tatanan bangsawan. Suami Gadis Pantai, Bendoro adalah orang yang sangat sibuk dia jarang sekali untuk pulang kerumah dikarenakan pekerjaanya. Dan suatu malam sang Bendoro akhirnya masuk kedalam kamar Gadis Pantai disana Gadis Pantai bertanya-tanya dan Gadis Pantai merasa bosan dengan keadaan maka dari itu Bemdoro pun memberikan Gadis Panatai berbagai Guru dari guru mengaji hingga guru membatik. Gadis Pantai dikampungnya tidak pernah diajari untuk menjalankan kewajiban dalam beribadah, dan suatu hari sang Bendoro mengajak dan mengajari dia untuk Solat dan diajarilah dia tentang pengetahuan agama. Sang Gadis Pantai pernah ditanya tentang apakah dia rindu sanak keluarganya dikampung tetapi sang Gadis Pantai menjawab tidak demi menyenangkan hati Bendoro, suaminya. Tak terasa sudah 2 tahun dia tinggal disana dan sekarang dia berumur 16 tahun ditempat itu dia sebagai pengatur urusan rumah tangga. Pada suatu hari kamar Gadis Pantai dibersihkan oleh para Adam-adam dari Bendoro dan setelah itu terkejutlah dia bahwa dompet dia yang berisi uang keperluan rumah tangga telah hilang dari lemarinya, dan dia memberitahukan hal ini kepada Bujang nya dan mereka berdua sepakat untuk melakukan suatu interograsi kepada Adam-adam tetapi hal itu sia-sia karena mereka bertiga tidak ada yang mengakui malah diancam balik, dan sangat terpaksa hal ini dilaporkan kepada sang Bendoro dan dia melakukan interograsi dan akhirnya ada yang mengakui perbuatannya, dan Adam itu pun diusir dari rumah termasuk sang Bujang karena alasan dia harusnya berbakti bukan menuduh orang dan Gadis Pantai merasa sedih luar biasa karena Bujang itulah yang selalu menemani hari-harinya selama 2 tahun ini hingga dia sudah mengetahui tentang tatanan, sang Gadis Pantai mencoba meminta maaf tetapi sayang hal itu tidak dikabulkan oleh Bendoro, suaminya.

Beberapa hari kemudian, sang Gadis Pantai mendapatkan Bujang baru bernama Mardinah yang berumur 14 Tahun dari Demak dan ternyata dia sudah berstatus janda, Mardinah ini berperawakan Bulat Kepalanya, dan bibirnya seperti bawang dalam cobek ya, kecil imut. Sang Bujang Mardinah bebeda dengan Bujang sebelumnya dia lebih merasa bahwa dirinya lebih tinggi dari Gadis Pantai dan dia sering menyindir Gadis Pantai dan hati Gadis Pantai selalu panas hatinya, tetapi selalu diredamnya. Pada suatu kesempatan sang Bendoro pun pulang dari pekerjaannya setelah pergi beberapa hari, dan Gadis Pantai bertanya apakah gerangan pekerjaan Bendoro itu, lalu dijawab. Dan Gadis Pantai juga mengutarakan keinginannya untuk pulang kampung dan Bendoro mengizinkannya dan sang Gadis Pantai diberi uang untuk membelikan peralatan dan makanan bagi keluarganya, ditemani Mardinah dia pergi ke Kampung dengan dokar, selama perjalanan sang Gadis Pantai pun mengajak ngobrol sang Kusir dan tertawa, dan hal itu tidak disenangi Mardinah, Bujangnya Gadis Pantai. Mereka tiba disana diwaktu gelap hari dengan berjalan kaki untuk melanjutkan perjalanan tibalah merka di kampung nelayan dan Gadis Pantai disambut dengan meriah disana dan merekapun melakukan pesta, dan Mardinah disana hanya mengeluh beberapa kali dia diajak untuk pulang dia tidak mau dan akhirnya dia pun pulang dengan sang kusir yang mengantar mereka disana Gadis Pantai merasa senang tetapi sedih juga karena dia merasa asing di kampungnya sendiri, dan disana tiba-tiba ada seseorang bernama Mak Ipin dan saat Gadis Pantai melihat ternyata Mak Ipin adalah seorang lelaki yang menyamar dan diketahui nama aslinya Mardikun asli Demak, dan setelah mereka lihat secara seksama ternyata Mardikun mirip dengan Mardinah dan mereka berasumsi bahwa ada suatu hubungan, dan Mardikun pun di tenggelamkan di tengah lautan. Beberapa hari kemudian Mardinah menjemput sang Gadis Pantai dan membawa 3 pengawal dan sang kusir dokar, selama sang Bujang menghendaki Gadis Pantai pulang, para lelaki berdiskusi. Dan beberapa waktu kemudian terdengarlah suara yang berkata ada Pembajak dan Gadis dan Mardinah pun diselamatkan oleh warga kampung karena ini hanya siasat untuk menginterograsi Mardinah. Kuda-kuda disembunyikan, pengawal pun disembunyikan dan sang Kusir pun pulang dengan ceritanya tentang pembajakan ke kota dengan berjalan kaki, setelah itu Mardinah dan Gadis Panatai pulang dan mereka menceritakan cerita bohong dan sang Bapak pun memulai penelusuran dia terhadap Mardinah, dan dia mengaku nahwa dia hanya disuruh oleh Bendoronya di Demak, dan sebagai hukumannya dia dikawinkan kepada Dul, sang lelaki pendongeng dengan rebana yang terkenal sebagai lelaki pemalas.

Gadis Pantai pun kembali ke kota disana dia kembali bertemu dengan Bendoronya dan para penghuni rumah lainnya. Dan Bendoro memerintahkan Gadis Pantai pun berbenah rumah karena akan ada tamu dari Demak yaitu seorang perempuan dan hati sang Gadis Pantai pun merasa berdegup bahwasannya ternyata itu adalah Bendoronya Mardinah. Disaat Gadis Pantai melalukan pekerjaanya dia merasa kurang sehat dalam tubuhnya, dan dia memerintahkan para Bujangnya untuk melanjutkan pekerjaanya, dan setelah ditelusuri ternayata sang Gadis Pantai telah hamil dan selama 3 bulan lamanya dia hanya berbaring lemas di kasurnya dan dia merasa malu kepada orang kampung nelayan karena wanitanya saat hamil tetap melakukan kewajibannya sebagai seorang istri. Setelah 9 bulan menunggu akhirnya sang Gadis Pantai melahirkan anak perempuan yang ternayata kelahirannya tidak diingini oleh Bendoro, suaminya. Keesokan harinya sang Bapak dipanggil dari kampung dan langsung menuju bayi Gadis Pantai lalu merekapun bertemu, dan sesaat kemudian dia di panggil oleh Bendoro, dan setelah itu Bapaknya keluar menuju kamar Gadis Pantai diberitahunya bahwa dia telah diceraikan suaminya dan dilarang untuk menginjakkan kakinya ke kota itu lagi dan Gadis Pantai sangat sedih, dia ingin membawa bayinya dan apadaya itu dilarang Bendoro, dan dengan berat hati dia pulang bersama Bapaknya dengan menaiki Dokar itu selama perjalanan dia menangisi sang Bayi dan dia bertanya-tanya kepada Bapaknya dan tak terasa mereka sudah sampai di pos pemberhentian dan saat itu juga sang Gadis Pantai berubah pikiran dia ingin kembali ke Kota dan menuju ke kampung halaman Bujangnya dahulu sebelum Mardinah ke Blora, dengan meminta izin kepada Bapaknya dia pun diizinkan untuk merantau walau dengan perasaan berat hati dan bingung apa yang akan dikatakan kepada Emaknya Gadis Pantai, istrinya. Dengan bermodalkan sedikit uang dari Bapaknya uang pemberian Bendoro atas ganti rugi terhadap anaknya dan Gadis Pantai pun meminta Bapaknya untuk membelikan Perahu Nelayan buatan Lasem dan menganggap perahu itu sebagai penggantinya, dan Gadis Pantai pun dengan dokar itu kembali ke kota menuju daerah Blora selama sebulan itu dirumah Bendoro terlihat sosok yang sedang mengintip di Jendela tetapi saat itu juga sosok itupun hilang.

B. Komentar

            1. Kelebihan :
·         Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu yang disaat kita membaca novel ini kita dapat mengetahui bagaimana keadaan yang terjadi dalam Novel itu.
·         Novel ini memakai berbagai perumpamaan-perumpamaan agar kita dapat mengetahui maksud dari penulis terhadap adegan-adegan yang terjadi dalam novel.
·         Novel ini berkisah tentang kehidupan seorang priyayi pada masa penjajahan Belanda, dan kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan para Bangsawan di zaman kolonial tersebut.

2. Kelemahan :
·         Novel ini pada saat bagian akhir (ending) dirasa menggantung alur ceritanya karena tidak diceritakan selanjutnya bagaimana kisah sang Gadis Pantai apakah berakhir sedih atau bahagia.

3. Kesimpulan :
·         Novel ini sangat direkomendasikan untuk memperkaya pemikiran kita dalam emansipasi perempuan. Buku ini bisa menggambarkan bagaimana kondisi seorang perempuan dihadapkan dengan berbagai masalah dan tekanan hidup dalam rumah tangganya. Sosok Gadis Pantai sendiri bisa dijadikan contoh, baik bagi perempuan dalam menentukan sikap hidupnya, atau laki-laki dalam memperlakukan seorang perempuan sebagai pendamping hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar :)
-Kritik dan Saran membangun saya-

MOTTO ::

JADIKANLAH HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN DAN BUATLAH HARI ESOK LEBIH BAIK DARIPADA HARI INI!!!!

Mengenai Saya

Foto saya
Cibinong-Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Sedang merangkai masa depan, dan menempuh pendidikan Di Universitas Negeri Jakarta angkatan 2014

Blog Teman :

MOTIVASI ...:::...:::

PERCAYALAH AKAN KEMAMPUAN DIRIMU SENDIRI, ITU AKAN MENGHINDARKAN KAMU DARI ORANG-ORANG YANG INGIN MEMATAHKAN SEMANGATMU...