Rabu, 17 Juni 2015

Novel : Salah Asuhan (Abdul Moeis)

A. LATAR BELAKANG
           
Novel Sastra Klasik Zaman Balai Pustaka, “Salah Asuhan” karya Abdul Moeis ini berlatar belakang mengenai sebuah kehidupan di daerah Sumatera Barat dan Betawi. Novel ini mengisahkan bagaimana kehidupan antara orangtua dan anak, kehidupan percintaan, dan hubungan sosial antar-sesama manusia. Beberapa poin latarbelakang yang menjadi penggambaran mengenai zaman tersebut yang secara tersirat maupun tidak tersirat didalam novel ini adalah :

v  Menceritakan mengenai sebuah masyarakat yang senang berkumpul dari segala etnis maupun bangsa.
v  Menceritakan kehidupan persahabatan dari masa kanak – kanak, dan menjadi sebuah percintaan antara warga Pribumi dengan bangsa Eropa, mereka senang sekali melakukan diskusi bersama.
v  Zaman itu Pribumi dengan Eropa memiliki peraturan yang tidak tertulis mengenai etika berhubungan antar golongan masyarakat yang tidak bebas dalam melakukan interaksi, tidak dengan Hanafi dan Corrie, padahal Corrie sudah mengingatkan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
v  Kegiatan berburu hewan liar sudah ada, lalu hasilnya dijual untuk diolah.
v  Zaman itu seorang Gadis Eropa cantik menjadi rebutan banyak lelaki.
v  Ada sebuah pandangan negative antara bangsa Pribumi terhadap bangsa Eropa, begitu sebaliknya.
v  Seseorang Pribumi yang sudah berpendidikan Belanda seperti Hanafi pun memandang rendah bangsanya sendiri.
v  Kaum – kaum terpelajar pada masa itu sudah mengetahui hal – hal yang filosofis dan sosiologis dalam sudut pandang Belanda yang diajarkan di sekoah – sekolah.
v  Saat kita bingung dalam memilih biasanya untuk menentukan pilihan tersebut dengan menghitung kancing atau dengan mendengar bunyi tokek sudah ada.
v  Sudah terjadi hal – hal yang tidak sesuai dengan norma kesusilaan yang berlaku.
v  Komunikasi jarak jauh menggunakan kegiatan surat – menyurat.
v  Hal – hal mengenai kepercayaan akan pengobatan oleh Dokter sudah ada, walaupun tidak semua karena masih ada yang percaya kepada Dukun.
v  Menceritakan mengenai seseorang yang selalu menyakiti hati sang Ibu dan Istri pertamanya, dan rela meninggalkan Ibu, Istri, dan Anaknya demi menikah dengan Istri yang sudah menjadi sahabat lamanya itu.
v  Pada masa itu terjadi kegiatan Perjodohan sebagai bentuk balas budi antar-keluarga.
v  Untuk pengobatan penyakit yang serius harus dilakukan dikota besar, yaitu Betawi.
v  Terdapat penggunaan beberapa Bahasa Belanda yang menjadi serapan dalam Bahasa Indonesia.
v  Perceraian dengan bangsa Pribumi bisa dilakukan dengan hanya talak atau pernyataan bercerai dengan surat, tetapi apabila dengan bangsa Eropa dilakukan di Pengadilan.
v  Kepercayaan akan hal – hal yang bersifat takhayul sudah berkembang.
v  Masa tersebut para kaum Pribumi yang tidak merasakan bangku sekolah tidak bisa membaca dan menulis huruf Latin, tetapi bisa membaca tulis dengan huruf Arab yang diajarkan pada kaum tersebut.
v  Perubahan dan Persamaan status kaum Pribumi menjadi Bangsa Eropa dapat dilakukan dengan seizin Pemerintah kolonial Belanda.
v  Sifat – sifat tidak ingin kalah terjadi saat ini, dikarenakan iri hati.
v  Trnsportasi yang digunakan pada masa itu untuk jarak dekat adalah Kereta Angin dan Oto, lalu untuk jarak jauh menggunakan Kereta Api dan Kapal Api.
v  Menggambarkan kedua sejoli yang tidak mendengar nasehat Orangtua nya dan mereka pun menyesali perbuatannya.
v  Terdapat peraturan adat yang berlaku apabila seseorang kaum Minangkabau telah diakui menjadi bangsa Eropa, apabila ia wafat tidak boleh dilakukannya dikuburkan di Kampung Halaman harus dikuburkan di kuburan Belanda sebagai konsekuensi atas perbuatannya.


B. PANDANGAN TERHADAP NOVEL
         
          Novel Sastra Klasik Zaman Balai Pustaka, “Salah Asuhan” karya Abdul Moeis ini ditulis oleh sang penulis untuk mengkritik orang – orang Borjuis yang sudah bergaya Kebarat – baratan dan seakan – akan lupa dengan asal – usulnya dan dalam novel ini soal adat masih dia singgung dan menghadirkan suatu masalah dalam novel yaitu kawin campur antarbangsa dengan perbenturan mengenai nilai – nilai  tradisi Timur dan tradisi barat dengan berbagai macam pertentangan yang ada.

            Menurut pandangan saya mengenai novel ini adalah mengguanakan perumpamaan – perumpamaan, dan kita seolah – olah dapat membayangkna dan masuk kedalam situasi tersebut. Lalu banyak nilai – nilai moral dan nilai kehidupan yang kita dapat ambil hikmahnya yaitu :

v Sebenci – bencinya seseorang akan tanah airnya, pada akhirnya dia akan merindukan tanah airnya itu.
v Tingkah laku seseorang yang membuat sakit hati sang Ibu Kandung akan kena imbasnya pula akibat ulahnya tersebut.
v Persahabatan yang sesungguhnya adalah persahabatan dalam keadaan senang mamupun keadan susah.
v Ilmu dan pengetahuan belumlah cukup apabila tidak disertai dengan paham akan ilmu dan pengetahuan tersebut.

Dan adapula beberapa pandangan saya yang lain mengenai novel ini, yaitu dalam Novel  ini menggunakan tatanan kalimat Berbahasa Melayu Klasik yang terkadang tidak dipahami oleh saya sebagai pembaca novel ini. Kemudian novel ini juga menggunakan kata – kata Berbahasa Belanda pada beberapa bagian ada dalam kalimat berbahasa Belanda itu dijelaskan artinya secara Berbahasa Indonesia, dan adapula yang tidak yang mengakibatkan saya sebagai pembaca tidak mengerti arti dan  maksud dari bacaan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar :)
-Kritik dan Saran membangun saya-

MOTTO ::

JADIKANLAH HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN DAN BUATLAH HARI ESOK LEBIH BAIK DARIPADA HARI INI!!!!

Mengenai Saya

Foto saya
Cibinong-Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Sedang merangkai masa depan, dan menempuh pendidikan Di Universitas Negeri Jakarta angkatan 2014

Blog Teman :

MOTIVASI ...:::...:::

PERCAYALAH AKAN KEMAMPUAN DIRIMU SENDIRI, ITU AKAN MENGHINDARKAN KAMU DARI ORANG-ORANG YANG INGIN MEMATAHKAN SEMANGATMU...