Selasa, 14 April 2015

TER EDUWA UNJ 2015 : "MENATA UNJ TER_EDUKASI"

RANGKAIAN TRAINNING FOR EDUCATION REFORMERS
EDUCATION WATCH “GARDA 7” TAHUN 2015
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
BEM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(Sebuah catatan perjalanan Para Pembelajar dan Pejuang Pendidikan yang Mendidik dan Menata Peradaban menuju Eduwa Muda Garda 7

Mahasiswa adalah tahap baru bagi saya dalam menatap masa pendidikan, disinilah mahasiswa dikatakan sebagai “Agen Perubahan”, masih terngiang dalam benak bangsa mengenai peristiwa Reformasi 1998 para mahasiswa yang dahulu belum ada media sosial dalam melakukan “Jarkom” dapat berkumpul bersama “Mengepung Ibukota” untuk menurunkan Presiden saat itu (Soeharto-red) dan akhirnya bangsa Indonesia mencapai istilah “REFORMASI DEMOKRASI”. Bahkan ada sebuah kalimat : “ Mahasiswa takut sama dosen, dosen takut sama Rektor, Rektor takut sama Menteri, Menteri takut sama Presiden, akan tetapi?, Presiden takut dengan MAHASISWA” saking mahasiswa itu punya fungsi pengawasan dan pengawalan terhadap kebijakan pemerintah, dan dengan saat ini media sosial yang sudah ada “Jarkom Informasi pun lebih mudah dan cepat”. Dewasa ini banyak mahasiswa yang melakukan demo membela rakyat Indonesia, maka tak salah bila pekikan “khas” Mahasiswa : “Hidup Mahasiswa!, Hidup Rakyat Indonesia!” dan biasanya mahasiswa baru sangat semangat dalam melakukan aksi seperti itu (melihat pengalaman teman kelas saya). Hmm bagaimana dengan saya? Sampai saat ini saya belum pernah ikut aksi (hehe). TAPI hari ini saya bukan membicarakan hal itu, itu hanya prolog saja :p. Setelah masuk beberapa hari di kampus ini berbicaralah saya dengan teman saya dan bercerita bahwa dikampus ini ada sebuah lembaga “Underbow” dari Depdik yang saat itu saya tidak mengetahui namanya (hehe), dan setelah itu hati ini pun pengen untuk berkecimpung disana, seiring berjalannya waktu saya hamper lupa akan keinginan dan ketidaktahuan saya mengenai hal yang lumayan saya sukai saat ini, Yups “All About Education”, Kenapa?. Simple jawabannya saya suka pendidikan dan saya mau jadi guru :p (cita-cita yang seiring bertumbuh dari SMP/SMA, dan diidamkan dan didoakan orangtua saya dari SD agar saya jadi Guru) *maaf curahan hati colongan niihh wkwkwk*.

Dan tibalah saat di handphone bordering, dan ada jarkoman di grup Whatsapp angkatan jurusan saya, bahwa akan diadakan acara TER 2015 yang dilakukan Eduwa daaannn bisa ditebaak akhirnya saya mengetahui bahwa Underbow yang saya tidak ketahui namanya itu bernama “Education Watch a.k.a EDUWA”, dan disana diarahkan untuk mengikutinya untuk melakukan SMS kepada nomor yang sudah tertera di jarkoman, dan bisa ditebak saya langsung SMS, dan diberitahukanlah bahwa akan diadakan temu perdana para peserta TER. Di temu perdana ini kita melakukan perkenalan dengan sesame peserta dan antar panitia sebelumnya diberitahukan bahwa temu perdana akan dilaksanakan jam 15.00, akan tetapi saat saya baru keluar jam 17.00 dan menuju Teater Terbuka disana belum dimulai yang “Konon katanya” nungguin yang belum datang (termasuk saya doong) *Haseeek, akhirnya ada yang nungguin, duh maaf curcol lagi XD*. Kita disambut sangat hangat dan ramah oleh para kakak-kakak Eduwa dan tak lupa da “Cemilan” yang menemai temu perdana kali ini *tetep yaaa wkwk*. Disanapun setelah kita perkenalan langsung disuruh mengambil kertas dan pulpen untuk menuliskan mengenai “Pendidikan” dan kita pun melakukan diskusi mengenai tulisan kita, banyak hal yang saya baru tahu, dan kembali membuka cakrawala ilmu kami. Didalam temu perdana ini kita ditekankan untuk melakukan budaya literasi, dan sering menulis dengan menulis kita dapat menuangkan segala sesuatu yang ada didalam pikiran kita, dengan tulisan kita akan selalu dikenang akan tulisan kita, dan dengan tulisan juga menurut riset orang yang menulis catatan pelajarannya dengan menulis saat ujian akan mendapatkan nilai yang lebih bagus karena dengan tulisan kita dapat merekamnya kembali dalam otak kita, daripada hanya mengetik, bahkan hanya menghafal saja, banyak sekali ternyata manfaat menulis itu sendiri. Yang mendaftar Eduwa cukup banyak (menurut data), akan tetapi terus terjadilah seleksi alam dan yang datang pun yang pasti sudah diniatkan dalam dirinya

Pada hari Minggunya diadakan acara taman pembelajar yang diadakan di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta tapi diacara ini saya tidak ikut, dikarenakan itu hari Minggu dan lagi ada tugas.. Hmm tapi saya akan mencoba mengutip hasil kunjungan museum yang dibagikan di Facebok Eduwa UNJ. Seperti ini kutipannya :

“Edutip - Museum Kebangkitan Nasional Dalam rangkaian acara TER, education watch melaksanakan agenda rangkaian TER, taman pembelajar. Kali ini asik nih agenda taman pembelajar nya yaitu jalan-jalan, Edutrip (as we call it). Kemana jalan-jalan nya? Kali ini ke museum kebangkitan nasional, daerah Senen. Kalau kata anak sejarah nih, "Jangan pernah melupakan sejarah." maka dari itu, di museum lah tempat kita mengenang dan mengambil banyak pelajaran dari sejarah itu sendiri. Trus katanya dengan sejarah orang juga bisa jadi lebih bijak. Anak eduwa pada pengen bijak kali yaa? Di depan museum langsung disuguhkan dengan foto-foto orang keren jaman dulu. Ada para pendiri Boedi Oetomo, presiden dan wakil presiden pertama pas masih muda dan lainnya. Museum nya sepi tapi nyaman euuy.. Nah kali ini kita mau jelasin nih. Asal usul museum kebangkitan. Ini awalnya sekolah kedokteran looh. Ini bermula saat Belanda cukup ironi melihat pribumi yang terjangkit cacar akut. Sehingga terpaksa deh belanda membuat sekolah untuk para pribumi. Ini juga didasari oleh politik etis. Ehh alih-alih mau mau belajsr kedokteran malah terlahir organisasi-organisasi pergerakan disana. Kemudian guide kita, Laela Sitinur lela memberikan pertanyaan.."Mengapa dari sekolah kedokteran malah melahirkan kebangkitan nasional?" Wayooo bingung kan? Samaaa..Kemudian para pembelajar ini berjalan-jalan mengelilingi museun dengan semangat dan canda tawa. Memang beginilah seharusnya belajar. Enjoy tapi bermakna. Kemudian banyak hal-hal baru yang kita dapati di museum tersebut. Baik ilmu maupun keluarga baru. Sampai jumpa dipertemuan semangat lainnya”

                                                                                                                                                          Lalu, pada hari Sabtu diadakanlah yang namanya menonton bersama dan pada jam 10 film pun diputar dan menonton film kali ini diadakan di Gedung Lantai 1 alias Sekretariat BEM UNJ hehe, kali itu kita diawali kembali dengan perkenalan karena ada wajah-wajah baru disana, lalu diputarkanlah sebuah film pengalaman mengajar guru didaerah yang dilakukan didaerah cukup terisolir yaitu sekolah kapal yang berada diatas sungai. Sinopsisnya menurut http://wongkentir.blogdetik.com/2014/11/21/movie-review-the-teachers-diary/  :  adalah

“The Teachers Diary adalah sebuah film Thailand yang rilis pada tahun 2014. Dalam Bahasa Thailand, film ini berjudul Khid Thueng Withaya. Film yang disutradari oleh Nithiwat Tharatorn ini adalah produksi dari GTH (Gmm Tai Hub Co., Ltd), salah satu rumah produksi papan atas di Negeri Gajah Putih yang sudah menghasilkan cukup banyak film berkualitas, seperti Bangkok Traffic (Love) Story, Hello Stranger dan Suckseed.

Meskipun tulisan ini berjudul movie review, tetapi jangan berharap aku akan menuliskan tentang sinopsis film. Mungkin ada sedikit yang sifatnya spoiler, tapi tidak akan mengganggu kenikmatan seseorang yang belum menontonnya.

Dari pengamatanku, ada dua tema besar yang ingin diangkat di film The Teachers Diary ini. Yang pertama adalah tentang sosok guru. Pada film ini ditunjukkan bagaimana seharusnya peran seorang guru yang sesungguhnya, yaitu sebagai seorang pendidik, bukan sekedar pengajar.
Seperti yang kita ketahui selama ini, banyak yang menganggap tugas seorang guru hanyalah mengajar di dalam kelas sesuai dengan jam pelajaran yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Guru dianggap sudah memenuhi kewajiban ketika dia secara professional sudah menjalankan tugasnya mengajar. Perkara bagaimana para siswanya memahami materi yang diajarkan, itu urusan lain. Jika seorang murid mendapatkan nilai yang tidak memuaskan, guru menjadi pihak yang tidak bisa disalahkan. Apalagi jika di sisi yang lain ada murid yang mendapatkan nilai yang sangat baik. Dengan jumlah materi yang diterima sama dan jumlah jam pelajaran yang diikuti juga sama, maka faktor utama yang menyebabkan kegagalan si murid, ya mutlak si murid itu sendiri.

Namun di film ini, aku diberikan sebuah gambaran yang berbeda tentang peran seorang guru yang bukan hanya sebagai pengajar, tetapi pendidik. Pendidik mempunyai makna yang luas, karena dia bertanggung jawab penuh pada muridnya. Jika ada murid yang mendapatkan nilai kurang, sedangkan di sisi lain ada murid lain yang mendapatkan nilai baik, bukan berarti guru tersebut terbebas dari kesalahan dan menimpakan semua kegagalan kepada si murid yang nilainya kurang. Guru tersebut juga patut disalahkan dan harus melakukan evaluasi terhadap metodenya dalam mendidik murid karena setiap manusia memiliki tingkat pemahaman dan kecerdasan yang berbeda-beda.

Tema kedua yang ingin diangkat adalah, ya tentu saja, karena film ini ber-genre komedi romantis ya apalagi kalau bukan cinta. Tapi cinta disini bukan cinta yang biasa. Pada 20 menit awal, adegan demi adegan film ini langsung mengingatkanku pada film The Lake House (2006) yang dibintangi oleh Keanu Reeves dan Sandra Bullock, tentang kisah cinta yang terjalin pada dimensi waktu yang berbeda. Tetapi semakin lama, jalan ceritanya makin berbeda. Dan pada akhirnya kisah The Teachers Diary ini lebih logis, lebih realistis dan lebih brilian daripada kisah The Lake House.

Selain dua tema besar, ada lagi satu hal yang ingin disampaikan film ini kepada penontonnya, yaitu perlunya sebuah visi dalam menatap kehidupan yang bahkan sudah harus ditanamkan sejak di usia anak-anak. Bagi anak-anak, visi itu bernama cita-cita. Karena cita-cita itulah, terciptalah motivasi yang akan menuntun langkah anak-anak itu untuk menggapai cita-citanya. Untuk itulah, maka seorang anak harus mempunyai cita-cita yang tinggi. Jika cita-citanya dari awal sudah sangat sederhana, maka akan sulit membuat mereka termotivasi untuk belajar.

Secara keseluruhan, aku memberi nilai 9.5 dari nilai maksimal 10 untuk film ini. Beberapa hal yang membuatku memberikan nilai yang cukup tinggi, selain karena jalan ceritanya yang menarik, adalah banyaknya adegan kejutan di film ini. Ketika aku merasa bahwa aku akan dibawa menuju adegan B, ternyata sutradara membawaku ke adegan C. Tatkala, aku berpikir bahwa semuanya sudah akan berakhir, eh ternyata ada konflik baru yang dibuat. Tapi justru penyelesaian konflik di akhir itulah yang membuatku makin kagum dengan jalan cerita di film ini. Luar biasa.


Hal lainnya adalah sangat sedikitnya “penampilan” gadget disini, sehingga film ini terasa klasik. Meskipun bersetting antara tahun 2011 - 2013 dimana dunia sudah dikelilingi dan “dikuasai” oleh aneka gadget super canggih, film ini mampu membuat gadget tidak berkutik dengan setting yang dibuat di daerah yang terpencil dan sulit sinyal. Lebih terasa klasik lagi ketika akhirnya para pemeran di film ini menggunakan diary (buku harian) dan surat sebagai solusi media komunikasi mereka karena ketiadaan sinyal itu.

Dan yang terakhir, tentu saja akting yang cukup mengesankan dari kedua pemeran utama film, yaitu Laila Boonyasak a.k.a Chermarn Boonyasak dan Sukrit Wisetkaew. Ini adalah film pertama Sukrit Wisetkaew yang aku tonton. Tetapi untuk Chermarn Boonyasak, ini adalah film yang kedua yang kutonton setelah 30+ Single On Sale. Akting Ploy, nama panggilan Chermarn Boonyasak, di The Teachers Diary sangat jauh-jauh lebih bagus dibandingkan aktingnya di 30+ Single On Sale.

Di negeri asalnya sendiri, Thailand, film ini mendapatkan sambutan yang sangat bagus, baik dari sisi penjualan maupun kualitas. Dari data Box Office thailand, film ini menjadi jawara film terlaris di Thailand selama minggu ke 12 dan 13 tahun 2014, tepatnya selama tanggal 20 - 30 Maret 2014. Sedangkan salah satu bukti pengakuan kualitas film ini adalah ditunjuknya film The Teachers Diary untuk mewakili Thailand di ajang Academy Awards ke 87 untuk kategori Best Foreign Language Film. Dalam situs imdb, film Teachers Diary jugai memiliki rating tertinggi diantara film-film Thailand terlaris dengan skor 7.9.

Hmm, sebuah film yang memang luar biasa. Salah satu film drama romantis terbaik yang pernah ku tonton sepanjang hidupku. Film The Teachers Diary ini menjadi film keenam dalam daftarku setelah Kuch Kuch Hota Hai (1997), Ada Apa Dengan Cinta (2002), A Walk To Remember (2002), My Sassy Girl (2001) dan Bangkok Traffic (Love) Story (2009). Bagi yang belum menonton, aku sarankan untuk menonton.

Daan akuuu sangaat setuju dengan review diatas…

Setelah kita menonton kitapun melakukan diskusi banyak hal, pengetahuan, pertanyaan yang kamu utarakan dan kami dengar setelah mendengarkan perbincangan yang komunikatif ini hal yang menarik bagi saya adalah saat ka Ammy memaparkan “One People Teaching, Two People Learning” dan saya sangat setuju dengan paparan itu benar dikatakan bahwa saat guru mengajar seorang murid ternyata guru dan murid itu juga dalam waktu itu sama-sama belajar. Murid belajar pengetahuan, dan guru belajar mengenai sifat anak didik dan inovasi yang dilakukan sesuai dengan perkembangan, dan lingkungan peserta didik. Bisa dilihat dan sangat jelas terlihat dalam film ini dan kembali terbuka cakrawala pengetahuan kita.
Waktupun terus bergulir, pada hari Rabu diadakanlah juga yang namanya “Kunjungan Tokoh” dan saat itu juga saya tidak bisa datang dikarenakan libur, dan saya akan mengutip hasil press realese yang diposting dalam twitter pada saat kunjungan tokoh :

·         Peserta TER lagi #KunjunganTokoh with mas @bukik  dalam rangkaian TER 2015.  ^^
·         Tabula Rasa : anak itu tergantung pihak di luar dirinya akan mengukir bagaimana. Jadi apakah anak adalah kertas kosong?
·         Pemantik dari mas @bukik "apa yang temen2 cari dg jauh2 datang kemari?
·         Karena hakikatnya ilmu itu didatangi, bukan mendatangkan. Itu yang membuat peserta TER datang ke lokasi #KunjunganTokoh ^-^

Sehabis ngobrol sama kawan2 @Eduwa_UNJ ttg pendidikan yg menumbuhkan. #AnakBukanKertasKosong. Mas @bukik "Siklus gemar belajar akan trbentuk dr rasa ingin tahu, ksempatan blajar, pngalaman seru, kemudian kebermaknaan, Menumbuhkan adalah dengan cara memantik potensi dan minat, Menanamkan adalah asumsi bahwa anak adalah kertas kosong, Mendidik anak itu ada yang dengan menumbuhkan, ada juga yang menanamkan, Jangan bayangkan sekolah itu akan menyediakan semua kebutuhan siswa. Kini, org tua harus mengisi kekosongan2 yg tdk didapat dr sekolah. Anak bukan kertas kosong ini berlaku dalam perspektif Bio-psikologis, bukan jiwa-spiritual,  Kecerdasan yang dimaksud adalah kemampuan utk mengolah informasi untuk menghasilkan karya atau bermanfaat untuk diri dan skitarnya,  Anak terlahir menggenggam dua hal: kemauan utk hidup dan kecerdasan alamiah.  Penjelasan pygmallion effect by mas @bukik bahwa paradigma yg dibawa guru ketika memasuki kelas akan mempengaruhi prestasi murid ,"Kebaikan mengaktifkan kebaikan, Setiap anak pasti memiliki benih kebaikan dalam dirinya. Yang mesti dilakukan adalah hanya menceritakan kebaikan. Like a virus :)  Catatan sejarah berkata, Reward-punishment lahir sejak revolusi industri dengan anggapan bahwa manusia bisa dikontrol. No reward,no punishment. Kira2 adakah bedanya reward-punishment dengan konsekuensi?, Behavioristik itu merendahkan derajat manusia. Indonesia memilki KHD yang sudah mengkritik teori tsbt sejak 1920an .

Dan tibalah waktu yang ditunggu-tunggu puncak TER yang diadakan pada tanggal, yang sebelumnya pada Rabunya kami sudah melakukan briefing mengenai informasi saat disana dan kembali sesi perkenalan kembali karena kembali muncul wajah baru, dan gue merasa senang bisa punya banyak teman (hehe) tanggal 10-12 April 2015 puncak TER yang dilakukan di Tanjungsari tepatnya di SMK Mitra Indonesia. Sekolah ini termasuk ComDev yang cukup berhasil bekerjasama dengan lembaga masyarakat, dan dengan ini juga merubah paradigma masyarakat bahwa Pendidikan itu merupakan penting dan sebuah kebutuhan, wilayah Tanjungsari ini meupakan daerah yang terletak di Ujung Timur Kabupaten Bogor dan berbatasan dengan Kabupaten Cianjur. Dahulu KaDes di desa Pasirtanjung hanya lulusan SD saja, dan seiring berjalannya waktu karena masyarakat sadar akan pendidikan sekarang KaDesnya berpendidikan Sarjana Ilmu Pemerintahan, daerah ini merupakan daerah yang tertinggal akan tetapi dengan tangan pak Oyan dengan niat, usaha, dan Doa, Kampung inipun dapat berkembang pesat. Sekitar kurang lebih 21.00 kami berangkat dari UNJ menuju sana dan dengan jalan yang cukup berkelok dan naik-turun kami tiba disana pukul 23.30 dengan selamat lalu kami makan malam, bersih-bersih, dan tidur, dihari kedua kami melakukan pembukaan, lalu ada senam yang diarahkan oleh kak Ammy dan kak Adlinna, lalu ada games konsentrasi yang menghibur, dan selama disana kita ditemani oleh adik-adik dari perwakilan murid/OSIS dari SMK Mitra Indonesia, setelah itu kami menuju ruang kelas untuk mendengar motivasi dan semangat oleh pak Oyan dan dari Forum Pemuda Bangun Negeri diskusi kami sangat interaktif sekali dan muncullah semangat dan daya juang untuk lebih baik lagi, dilanjutkan dengan pemberian cindermata dan foto bersama, setelah itu kita melakukan angjasana dengan dewan guru dan Kepala Sekolah SMK Mitra Indonesia banyak pengetahuan dan kita-kiat yang dibagikan para guru kepada kita sang calon pendidik agar kami siap menjadi pendidik yang di gugu dan di tiru oleh Murid kami dalam hal kebaikan. Pada malam harinya kami pun melakukan presentasi dari hasil kerja kami terhadap “Ayo Baca” dan “Celoteh Anak” disini kami disuguhkan dengan segudang permasalahan yang dihadapi oleh individu murid itu sendiri. Lalu kami juga ada FGD dengan adik-adik SMK Mitra Indonesia dan kami mengetahui mengenai perkembangan sekolah, dan perkembangan murid-murid disini. Pada malam harinya setelah itu kami melakukan Capita Selecta yang dihadiri oleh Eduwa Garda 1-6 menceritakan sejarah dan pengalaman para garda untk membangun Eduwa sampai saat in. Dan disini banyak share yang kami lakukan antar-angkatan.

Dan hari Minggu hari terakhir puncak TER kamipun pergi untuk menelusuri dan mendaki sebuah bukit, dan kami menelusuri aliran air terlebih dahulu dengan batuan yang cukup banyak dan menantang tapi kami semua suka tantangan (hehe)… setelah itu kami berjalan menaiki dan menuruni gundukan tanah yang sudah terhampar dimata dengan jalan yang cukup terjal dan cukup dalam kebawah apabila jatuh tapi kami semua saling tolong-menolong agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan kami tibalah di air terjun (curug) Cibeureum yang sungguh indah mahakarya TUHAN ini. Kami pun bermain air, mengobrol, dan tak lupa bernarsis ria *teteep yaaa* wkwkwk… dan setelah itu kamipun dilantik dan dipanggil namanya satu-persatu dan resmilah kami menjadi “EDUWA MUDA GARDA 7 TAHUN 2015” betapa suatu pengukuhan yang luar biasa dilakukan di Curug Cibeureum itu dan kami dikukuhkan dan setelah itu kami berfoto-ria kembali, dan melakukan sesi tukar kado. Dan kami pulang dengan hati senang dan saat penutupan diberikan secara simbolis buku sumbangan dari kami untuk SMK Mitra Indonesia yang dilakukan oleh Kak Itto dan pak Oyan. Dan juga ada sambutan dari kak Ronny selaku ketua BEM UNJ 2015, dan acarapun resmi ditutup lalu kami berfoto bersama #lagi hehe… dan dengan inilah kamipun pulang menuju truk dengan berjalan kaki menaiki tanjakan yang membuat lelah fisik ini *wkwkwk* dan kami naik tronton pulang kerumah kami dengan perasaan puas dan senaaang…

Terimakasih teman-teman, atau kakak-kakak yang telah membaca postingan ini, kurang lebih mohon dimaafkan yaa hehe J

HIDUP MAHASISWA!
HIDUP RAKYAT INDONESIA!
HIDUP PENDIDIKAN INDONESIA!

EDUWA UNJ?
MENDIDIK MENATA PERADABAN

SALAM PENDIDIKAN, DAN KESEHATIAN J



NB : Maaf ya gak ada dokumentasinya J hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar :)
-Kritik dan Saran membangun saya-

MOTTO ::

JADIKANLAH HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN DAN BUATLAH HARI ESOK LEBIH BAIK DARIPADA HARI INI!!!!

Mengenai Saya

Foto saya
Cibinong-Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Sedang merangkai masa depan, dan menempuh pendidikan Di Universitas Negeri Jakarta angkatan 2014

Blog Teman :

MOTIVASI ...:::...:::

PERCAYALAH AKAN KEMAMPUAN DIRIMU SENDIRI, ITU AKAN MENGHINDARKAN KAMU DARI ORANG-ORANG YANG INGIN MEMATAHKAN SEMANGATMU...