(REPORTER : DODY LINTAR, PENDIDIKAN SEJARAH 2014,
KELOMP0K 6)
(Jakarta,
17-19/06/2016) Pelatihan kepemimpinan Universitas Negeri Jakarta, kembali
diselenggarakan tahun 2016 ini, dengan mengangkat tema “Pemuda yang Dirindukan
Bangsa” menjadi suatu tema besar yang diharapkan mempunyai dampak yang besar
bagi panitia dan peserta sendiri. Setelah pada hari Jumat 10 Juni 2016 yang
lalu melakukan Pra PKMUNJ 2016 dengan materi sesuai tema “Pemuda ang dirindukan
bangsa” di Lobby Sertifikasi Guru, Ratusan orang menjadi saksi kedahsyatan
materi pada hari itu. Setelah proses pemberkasan yang cukup ketat dengan
pengumpulan berkas-berkas, dari 280 orang peserta yang mendaftar yang lolos
seleksi hanya sebanyak 205 peserta. PKMU kali ini sedikit berbeda dibanding
tahun sebelumnya dikarenakan berjatuhan pada masa bulan Ramadhan, dan untuk
menghormati kekhusyukan berjalannya ibadah maka PKMU tidak menginap. PKMU
sendiri terdiri dari beberapa rangkaian, salah satunya PKMU 1 yang terjadi
selama 17-19 Juni 2016.
Aula Kampus E PGSD Lantai 3 menjadi
saksi materi PKMU 1, dihari pertama ini. Dengan tema Manajemen Isu-Opini Publik
dan Public Relation, acara ini dimoderatori oleh Roki (Pend. Teknik Bangunan
2013), dengan Pembicara Muhammad Tri Andika (Ketua BEM UI 2007, Dosen HI
Universitas Bakrie, Staff Khusus Wakil ketua DPR Bidang Polhukam, Direktur
Eksekutif Institute for policy studies) Materi dimulai pada pukul 14:00 WIB.
Statement awal beliau mengambil perkataan Locke “Hukum yang dipecaya oleh
Publik adalah Opini”, opini sendiri merupakan patokan utama melihat
benar/salah, dsb dalam era saat ini persepsi (opini) lebih besar diyakini oleh
masyarakat daripada fakta. Opini Publik sendiri dapat membawa masyarakat menuju
hal baik seakan-akan ada tendensi positif, dan dapat menjadi pandangan
masyarakat. Elemen-elemen dari Isu dan Opini sendiri adalah; Isu,Publik dan
isu, pembelahan posisi public, muncul opini, dan pembuatan actor public. Salah
satu pendekatan yang cukup banyak dilakukan dalam manajemen isu adalah spiral
of silence dimana opini public untuk mengarahkan public untuk diam, dan
mendorong kelompok menjadi minoritas. Disaat banyak pendapat yang muncul
mengenai suatu kondisi desebut Hipperealitas yaitu pencampuran Fakta-rekayasa,
masa lalu-masa kini, fantasi-realita dengan keadaaan itu seakan remang-remang
sedemikian rupa yang menyebabkan masyarakat tidak dapat membedakan mana yang benar
atau salah. Dampaknya junk informasi, disinformasi, depoilitasi, inflasi
informasi, dan Hipperealitas itu sendiri.Closing statement materi pada hari itu
adalah apresiasi bagi para mahasiswa aktivis, bergeraklah walau ak terdengar,
dan buatlah sesuatu agar berdampak baik bagi masyarakat, acarapun ditutup oleh
moderator dan melakukan post-test dan sekitar pukul 15:30 materi selesai, dan
dilanjutkan dengan kumpul kelompok yang beragendakan pemilihan ketua kelompok,
timeline kunjungan, dan pembagian tugas dilapangan Labschool PGSD, dan pada
pukul 17:00 WIB para peserta diperbolehkan pulang.
Hari kedua pun tiba ditemani dengan
hujan yang cukup deras mengitari Jabodetabek, tak membuat semangat para peserta
padam didalam Aula Daksinapati FIP, Kampus A UNJ pada pukul 10:00 WIB acarapun
dimulai dengan materi Rekayasa sosial yang dimoderatori oleh Hafizh (Pend. Matematika
2013) dengan narasumber Jon Riah Ukur Ginting, atau sering disapa Jonru
(Entrepeneur paling berpengaruh di Twitter versi masajalah duit/content writer
social preneur) Rekayasa sosial sendiri secara umum mengarah ke perubahan
sebagai agent of change dalam perubahan sosial masyarakat menuju kearah
positif/negatif. Pemipmin tidak harus jadi ketua, yang penting dapat
memengaruhi orang lain, yang dapat melakukan perubahan-perubahan tersebut
dengan perilaku, pola pikir, teknologi, efisensi, dll. Banyak orang yang telah
menjadi actor perubahan tersebut termasuk Bil Gates. Syaratnya mudah dengan
kemauan, aksi, kemampuan, strategi, dan mengubah diri sendiri. Agent of Change
sendiri setidaknya mempunyai beberapa unsur yaitu power, leadership, mentality,
morality, dan valuie (nilai) yang dalam tiap konten tersebut dijabarkan
masing-masing. Untuk menjadi seorang agen perubahan sendiri setidaknya kita
harus mengikuti “Perang” dengan “senjata” yang perlu kita siapkan adalah
Jabatan, public speaking, tulisan, inovasi, dan kekuasaan. Quotes yang
menarik muncul dalam pemaparan “With the
great powers, comes great responbility”. Aspek Rekayasa sosial yang paling
berpengaruh menuut beliau, adalah yang dipengaruhi oleh tokoh kharismatik yang
aka menjadi motor penggerak Rekayasa sosial tersebut, Revolusi mental menurut
dia “mungkin” dapat menjadi suatu rekayasa sosial namun konsep belum jelas.
Dari jabatan dan kekuasaan yang sangat berpengaruh adalah kekuasaan. Kesimpulan
materi pada hari itu adalah Agen perubahan butuh ada pemimpin, pemipmpin itu
sendiri bisa benar pemimpin dan bukan pemimpin. Rekayasa sosial bagaimana
melawan rekayasa sosial yang buruk, dan manusia menjadi pembenarnya dengan
melawan rekayas sosial dapat dengan cara diberbagai media ataupun menulis
walaupun tidak langsung berdampak besar, setidaknya dapat mengarahkan menuju
kebenaran yang sejati. Acarapun dititup, dan dilakukan kembali post-test, dan
sekitar pukul 12:00 WIB peserta diperbolehkan pulang.
Minggu, 19 Juni 2016 bertempat
diruang 1.6-1.7 FMIPA Kampus B UNJ diselenggarakan PKMUNJ hari ketiga dengan
materi Counter intelligent, dengan moderator Roki (Pend. Teknik Bangunan 2013),
dan pembicara Moses Caesar Assa, S.Pd, M.Sc. Kontra intelijen ini merupakan
kegiatan yang penting yang dapat merubah pors perang dunia II, Kegiatan kontra
intelijen sendiri menginterpretasikan analisa dan memecahkan kode-kode yang
masih samar, dia hanya dapat interpretasi tidak dapat memrediksi. Sumber kontra
intelijen sendiri adalah radio, Koran, internet, dan lain-lain. Saat materi
sedang berlangsung diputarlah cuplikan film Pearl Harbour saat penyerangan
Jepang ke pusat Militer Amerika Serikat dengan mengabaikan kontra intelijen,
Amerika kalah atas kejadian tersebut, Waktu dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan, yang dipengaruhi oleh waktu yang dimiliki. Dalam kegiatan counter
aspek pendukungnya adalah Manusia dan Informasi yang berpengaruh dan berkaitan.
Dapat disimpulkan kontra intelijen adalah pencegahan agar musuh tidak dapat
informasi yang membahayakan keamanan melalui penerapan siasat yang menggunakan
metode yang bertentangan dengan pihak musuh. Kontra intelijen ini sangat
dibutuhkan sebagai suatu pertahanan negara dalam pembelaan negara, dilihat dari
sisi sumber daya alam bahwa negara-negara yang berkonflik pada hari ini
merupakan negara-negara yang memiliki sumber daya fosil (minyak bumi) yang
melimpah ruah, dan sekitar tahun 2050-an sumber daya itu akan habis, dan
diperlukan sumber daya hayati yang banyak dimiliki oleh negara-negara yang
dilewati Equator, dan salah satunya Indonesia. Maka menjadi suatu hal yang
sangat perlu diperhatikan para pemuda yang akan merasakan masa itu agar kontra
intelijen dapat dilakukan dan didukung segenap bangsa, sebagai suatu pertahanan
negara dan belanegara dengan karakter yang harus dimiliki segenap warga yaitu
Juang, Cita, Disiplin, Percaya Diri, Kritis, Idealis, inovatif, progresif,
dinamis, reformis, dan futuristik, agar tercipta negara yang aman bebas
intervensi negara lain. Acarapun ditutup oleh Moderator dan dilakukan
Post-test, dan diberi penugasan kembali melalui MC yaitu pemberian tajil yang
dilakukan sore harinya (pribadi) dan sekitar pukul 12:15 acarapun ditutup, dan
menandai ditutupnya juga rangkaian PKMUNJ 1. Sampai bertemu dalam rangkaian
PKMUNJ 2 dan PKMUNJ 3 :D.
#HIDUPMAHASISWA
#HIDUPRAKYATINDONESIA
#PKMUNJSATU
#PKMUNJ2016
#PEMUDAYANGDIRINDUKANBANGSA
#DARIUNJUNTUKBUMIPERTIWI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar :)
-Kritik dan Saran membangun saya-